dakwatuna.com – Jakarta. Muktamar International World Assembly of Muslim (WAMY) Ke-11 akan merumuskan rekomendasi-rekomendasi penting yang berkaitan dengan problematika kepemudaan. Terutama optimalisasi peran dan tanggungjawab pemuda di ranah sosial. Sebab, menurut Saleh S Al Wohaibi, persoalan sosial yang melanda negara-negara Islam tak lagi menjadi tanggungjawab pemerintah semata.
Tetapi kini saatnya satu sama lain bahu membahu menyelesaikan permasalahan tak terkecuali pemuda. “Dulu memang ada opini pemerintah paling bertanggungjawab namun saatnya semua bergerak dan bersinergi,” jelas dia di depan para wartawan di Jakarta, Jumat (1/10)
Saleh mengatakan, rekomendasi tersebut akan dijadikan rujukan perencanaan program WAMY ke depan, Selain itu, rekomendasi yang dihasilkan akan disampaikan ke sejumlah intansi terkait baik pemerintah ataupun lembaga swasta. Sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran nyata di bidang sosial.
Namun demikian WAMY menyadari hal tersulit adalah menerjemahkan dan merealisasikan rekomendasi-rekomendasi ke dalam program-program riil yang bisa dirasakan masyarakat. Oleh karena itu, di sinilah letak pentingya kerjasama antarlembaga.
Saleh menuturkan muktamar kali ini mempunyai arti penting. Pemuda adalah unsur utama kemajuan bangsa. Apalagi berdasarkan penilitian hampir di seluruh negara termasuk Indonesia dan Arab Saudi sejak sepuluh tahun terakhir jumlah pemuda mencapai 60 persen dari total penduduk.
Kondisi inilah yang harus menjadi perhatian berbagai pihak utamanya membuat program-program pemberdayaan pemuda. Muktamar merupakan salah satu upaya menyatulan visi dan misi pemuda Islam secara internasional.
Indonesia, jelas Saleh, merupakan negara tepat dipilih sebagai tuan rumah. Mengingat Indonesia adalaj negara berpenduduk mayoritas Muslim. Selain itu, Indonesia adalah negara percontohan dan model di kawasan ASEAN dan Asia Tenggara.
Indonesia dianggap pula mempunyai sejarah peradaban Islam yang diakui dunia. Tak kalah penting, pemuda Indonesia mempunyai semangat keagamaan tinggi dan dikenal kreatif dan peka dengan problematika keislaman.
Oleh sebab itu, ungkap Saleh, kelebihan ini sekaligus menjadi tantangan berat bagi semua pihak. Keistimeaan pemuda adalah energi positif jika dikelola dengan baik. Begitu sebaliknyan pemuda akan menjelma sebagai unsur perusak apabila di salah gunakan.”Muktamar diharapkan mampu menjawab tantangan itu,”kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar