REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Umat Muslim di Prancis kini akan semakin mudah untuk mendapatkan makanan halal. Pasalnya, pasar produk halal, khususnya daging, tumbuh pesat di Prancis dalam beberapa bulan terakhir.
Pekan ini jaringan restoran hidangan siap saji, Quick, mengumumkan 22 dari restorannya kini akan menyuguhkan daging halal saja. Quick merupakan jaringan restoran burger peringkat kedua di Prancis setelah McDonald.
Quick telah mengujicoba memasarkan daging halal di delapan restoran dalam sembilan bulan terakhir. Langkah itu mengundang kecaman dari beberapa politisi dan intelektual yang khawatir bahwa nilai-nilai sekuler Republik Prancis dikhianati.
Tapi, makanan halal sudah menjadi bisnis besar di Prancis, dan dengan tumbuh pesat. Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di Benua Eropa, sekitar enam juta jiwa, pasar produk halal bernilai 5,5 miliar euro, atau sekitar dua kali nilai pasar makanan organik.
Meski burger yang disajikan di Quick benar-benar halal, para pakar meragukan seberapa banyak yang dijual di tempat lain halal.
Rachid Bakhalq, pemilik supermarket halal di Nanterre, pinggiran utara kota Paris, mengatakan, pasar dibanjiri produk palsu. ''Delapan puluh persen produk halal berbasis daging sama sekali tidak halal,'' katanya, Senin (6/9).
Ketika ditanya bukti yang dia miliki untuk mendukung pernyataannya, Bakhalq mengatakan, di pasar grosir yang dia datangi di luar Paris, ada orang yang siap memberikan stempel pada apa pun. ''Hanya karena mereka punya uang, mereka mengutip 15 sen per kilo untuk membubuhkan stempel ke produk apa pun yang Anda kehendaki distempel halal,'' cetusnya. Klaim semacam ini umumnya diakui oleh banyak warga Muslim.
Abbas Bendali, seorang ahli pemasaran yang mengkhususkan diri pada produk etnis dan minoritas, mengatakan, masalahnya adalah bahwa ada begitu banyak organisasi yang terlibat dalam sertifikasikan produk halal.
''Di Prancis hari ini, ada hampir 50 organisasi yang mengeluarkan sertifikasi daging halal,'' ujar Bendali. ''Masuk akal bahwa untuk pasar yang akan bernilai 5,5 miliar euro pada tahun 2010, mestinya hanya ada satu sertifikasi. Itulah yang dikehendaki konsumen, dan itulah yang dikehendaki industri.''
Para pejabat di beberapa masjid di Paris mengatakan bahwa dengan sumber daya terbatas dan beragam organisasi yang terlibat, sulit untuk memastikan bahwa ada tenaga berkualifikasi bertugas sepanjang waktu untuk memantau semua hewan yang disembelih sesuai dengan ketentuan Islami.
Pimpinan sebuah masjid besar di Lyon, Kamel Kabtanedan yang bertanggung jawab atas isu halal di Dewan Muslim Prancis, mengatakan kepada koran Le Parisien bahwa pemeriksaan tidak cukup ketat untuk 40-50 persen produk yang dijual dengan label halal Prancis.
Dewan itu berniat memperkenalkan piagam nasional yang akan ditandatangani seluruh masjid dan organisasi yang terlibat dalam sertifikai daging halal. Semoga lekas terlaksana, amin.
0 komentar:
Posting Komentar